Kita tahu bahwa saat ini, pornografi dapat diakses dimanapun salah satunya melalui media sosial. Sekarang media sosial sudah terang-terangan menampilkan konten-konten pornografi bahkan mengarah kepada pornografi. Bahkan hal ini membuat sebagian besar orang mengalami kecanduan pornografi. Tahu kah kamu bahwa ternyata pornografi sangat berbahaya terhadap otak. Berikut bahaya PORNOGRAFI terhadap otak : Melihat pornografi dapat merusak otak, terutama prefrontal cortex (PFC), bagian depan otak yang mengatur ingatan, memusatkan perhatian, mengendalikan emosi dan mengambil keputusan. Bagaimana kerusakan PFC terjadi di otak akibat sering melihat konten pornografi? Dimulai dengan konten pornografi yang terlihat oleh mata, rasa jijik yang meningkat, menyebabkan sistem limbik aktif dan menghasilkan dopamin untuk menenangkan otak. Sistem limbik sendiri merupakan bagian dari otak yang berperan dalam pembentukan perilaku emosional (seperti marah, hasrat seksual). Karena dopamin sendiri merupakan senyawa kimia di otak yang berperan dalam menyalurkan rangsangan ke seluruh tubuh, atau biasa disebut hormon pengatur suasana hati. Ketika jumlah dopamin yang tepat dilepaskan, hormon ini memperbaiki suasana hati, membuat orang lebih bahagia. Inilah perasaan para penikmat konten pornografi, mereka merasa senang, bahagia dan penasaran karena perasaan yang mereka dapatkan. Hingga akhirnya kecanduan. Dopamin itu kemudian mengalir ke PFC, menyebabkan PFC menjadi tidak aktif karena terlalu banyak dopamin yang masuk ke otak. Rasa penasaran akhirnya memicu keinginan untuk menikmati kembali konten pornografi, namun semakin lama berlangsung, semakin tinggi konten pornografi tersebut hingga memicu sistem limbik untuk memproduksi lebih banyak dopamin. Jumlah dopamin yang terus meningkat dan menimbulkan rasa senang dan puas menyebabkan bagian PFC di otak dibanjiri dopamin dan menyusut karena sering tidak aktif dan akhirnya menjadi tidak berfungsi. Apa saja tanda-tanda bagian otak PFC terganggu oleh konten pornografi? Sulit berkonsentrasi, sulit melupakan atau mengingat, sulit mengendalikan emosi dan tidak mampu mengambil keputusan.
